Ini kali pertama aku naik Malaysia Airlines. Apalagi jarak yang ditempuh cukup jauh, Jakarta-Amsterdam. Awalnya sih booking KLM, tapi berhubung sampai deadline tiket visa schengen-nya blum keluar, maka kesempatan pake KLM-pun lepas. Karena menjelang lebaran kemaren adalah peak season.....
.
Visa Schengen-ku akhirnya keluar pas Jumat sore sekitar jam 5 sore. Berbekal itu akhirnya hari Sabtu akupun mendapat tiket Jakarta-Amsterdam p.p. menggunakan Malaysia Airline. Untunglah aku dibantu oleh Wihaw Juanda dari Bayu Buana Travel. Thanks. Sehingga aku masih dapat tiket yang tanggal 30 September 2008.
.
Berangkat dari Bandara Soekarno-Hatta, Cengkareng, jam 18.30 wib, hari Selasa tanggal 30 September 2008, pas malam takbiran. Setelah dua jam perjalanan pesawat mendarat di Kuala Lumpur International Airport (KLIA). Markasnya Malaysia Airlines. Jadi wajib dong transit di sini.:) Namun waktu di Kuala Lumpur sudah jam 21.30. Jadi seolah-olah tiga jam. Hal itu karena waktu Kuala Lumpur lebih cepat satu jam daripada wib. Jadi sama dengan wita. Untuk rute Jakarta-KualaLumpur ini, Malaysia Airlines bekerja sama dengan Garuda Indonesia Airways.
.
.
Di Kuala Lumpur, transit ganti pesawat, tapi tetap pake Malaysia Airlines. Bedanya kalo jurusan Amsterdam-Kuala Lumpur pesawatnya menggunakan Boeing 747-400. Yang ada First Class di atas.:) Trus jam 24.00 tengah malam waktu Malaysia kembali berangkat langsung ke Amsterdam. Waktu perjalanan 12 jam, namun kami sampai di Schipol Airport jam 7.00 pagi waktu Amsterdam, hari Rabu tanggal 1 Oktober 2008. Markasnya KLM. Hehehe. Nah, untuk rute Kuala Lumpur - Amsterdam ini, Malaysia Airlines bekerja sama dengan KLM.
.
Begitu juga waktu kembali pulang dari Schipol Amsterdam jam 12 siang hari Sabtu tanggal 11 Oktober 2008. Transit lagi di Kuala Lumpur jam 6 pagi waktu setempat. Trus berangkat ke Jakarta jam 9 waktu setempat yang akhirnya kembali ke tanah air jam 10 wib (perjalanan 2 jam namun terpotong perbedaan waktu satu jam).
.
Jujur, aku membayangkan pasti ni pesawat lebih jelek daripada Cathay Pacific yang pernah kami gunakan waktu ke Hongkong tahun lalu. Tapi ternyata tidak. Pesawatnya memang besar, tapi untuk fasilitasnya sama dengan Cathay Pacific. Gini ya, aku kasih gambaran: ada 3 lajur kursi, sebelah kanan dan kiri masing-masing terdiri dari 3 kursi, sementara bagian tengah 4 kursi (untuk kelas ekonomi).
.
Fasilitasnya juga sama dengan dengan Cathay Pacific. Bahkan lebih lenngkap sedikit. Ada TV pada tiap-tiap kursi. Trus ada juga 1 tv dengan screen besar di depan. Jadi kita bisa dengan bebas milih channel. Ada lagi hiburan lainnya yaitu musik dan video. Pilihan musiknya sudah di set dengan banyak channel, jadi kita bisa milih lagu favorit kita.
.
Ada yang membuatku tertarik dengan pesawat Malaysia Airlines. Pramugari itu memang wanita, cantik, dan masih muda. Namun terdiri dari beberapa etnis yaitu Melayu, China, dan India. Walaupun kayaknya lebih banyak etnis China. Begitu juga dengan pilot, semua etnis terwakili dengan komposisi lebih berimbang daripada pramugarinya. Namun untuk petugas keamanan (security) pesawat aku cuma melihat etnis melayu.:) Baik pada saat pergi maupun kembali pulang ke Jakarta. Tidak ada etnis China dan India. Apakah ini suatu kebetulan?
.
Oh ya, bagiku pelayanan mereka cukup baik yang notabene orang timur yang katanya cenderung ramah. Tapi ku merasa lain, pramugari di Malaysia Airlines terasa kurang tulus. Trus, seragam pramugarinya itu modelnya mirip banget dengan seragam Singapore Airlines (SQ). Corak batiknya juga cuma beda dikit.
.
Perbedaan yang paling terasa kalo kita bandingkan dengan pesawat-pesawat dalam negeri yaitu pada saat mendarat. Halus banget, hampir tidak terasa. Begitu juga waktu lepas landas tidak terlalu mendongak ke atas.
.
Just for your info, kode penerbangan yang dipakai Malaysia Airlines adalah MH (untuk IATA) dan MAS (untuk ICAO). Khusus untuk kode MH itu, sekarang Pemerintah Malaysia selaku pemilik Malaysia Airlines lagi gencar-gencarnya beriklan (dari poster-poster yang aku baca di KLIA) bahwa MH itu singkatan dari Malaysian Hospitality. Bisa aja ya ngepas-ngepasin.:)
.
..
Visa Schengen-ku akhirnya keluar pas Jumat sore sekitar jam 5 sore. Berbekal itu akhirnya hari Sabtu akupun mendapat tiket Jakarta-Amsterdam p.p. menggunakan Malaysia Airline. Untunglah aku dibantu oleh Wihaw Juanda dari Bayu Buana Travel. Thanks. Sehingga aku masih dapat tiket yang tanggal 30 September 2008.
.
Berangkat dari Bandara Soekarno-Hatta, Cengkareng, jam 18.30 wib, hari Selasa tanggal 30 September 2008, pas malam takbiran. Setelah dua jam perjalanan pesawat mendarat di Kuala Lumpur International Airport (KLIA). Markasnya Malaysia Airlines. Jadi wajib dong transit di sini.:) Namun waktu di Kuala Lumpur sudah jam 21.30. Jadi seolah-olah tiga jam. Hal itu karena waktu Kuala Lumpur lebih cepat satu jam daripada wib. Jadi sama dengan wita. Untuk rute Jakarta-KualaLumpur ini, Malaysia Airlines bekerja sama dengan Garuda Indonesia Airways.
.
.
Di Kuala Lumpur, transit ganti pesawat, tapi tetap pake Malaysia Airlines. Bedanya kalo jurusan Amsterdam-Kuala Lumpur pesawatnya menggunakan Boeing 747-400. Yang ada First Class di atas.:) Trus jam 24.00 tengah malam waktu Malaysia kembali berangkat langsung ke Amsterdam. Waktu perjalanan 12 jam, namun kami sampai di Schipol Airport jam 7.00 pagi waktu Amsterdam, hari Rabu tanggal 1 Oktober 2008. Markasnya KLM. Hehehe. Nah, untuk rute Kuala Lumpur - Amsterdam ini, Malaysia Airlines bekerja sama dengan KLM.
.
Begitu juga waktu kembali pulang dari Schipol Amsterdam jam 12 siang hari Sabtu tanggal 11 Oktober 2008. Transit lagi di Kuala Lumpur jam 6 pagi waktu setempat. Trus berangkat ke Jakarta jam 9 waktu setempat yang akhirnya kembali ke tanah air jam 10 wib (perjalanan 2 jam namun terpotong perbedaan waktu satu jam).
.
Jujur, aku membayangkan pasti ni pesawat lebih jelek daripada Cathay Pacific yang pernah kami gunakan waktu ke Hongkong tahun lalu. Tapi ternyata tidak. Pesawatnya memang besar, tapi untuk fasilitasnya sama dengan Cathay Pacific. Gini ya, aku kasih gambaran: ada 3 lajur kursi, sebelah kanan dan kiri masing-masing terdiri dari 3 kursi, sementara bagian tengah 4 kursi (untuk kelas ekonomi).
.
Fasilitasnya juga sama dengan dengan Cathay Pacific. Bahkan lebih lenngkap sedikit. Ada TV pada tiap-tiap kursi. Trus ada juga 1 tv dengan screen besar di depan. Jadi kita bisa dengan bebas milih channel. Ada lagi hiburan lainnya yaitu musik dan video. Pilihan musiknya sudah di set dengan banyak channel, jadi kita bisa milih lagu favorit kita.
.
Ada yang membuatku tertarik dengan pesawat Malaysia Airlines. Pramugari itu memang wanita, cantik, dan masih muda. Namun terdiri dari beberapa etnis yaitu Melayu, China, dan India. Walaupun kayaknya lebih banyak etnis China. Begitu juga dengan pilot, semua etnis terwakili dengan komposisi lebih berimbang daripada pramugarinya. Namun untuk petugas keamanan (security) pesawat aku cuma melihat etnis melayu.:) Baik pada saat pergi maupun kembali pulang ke Jakarta. Tidak ada etnis China dan India. Apakah ini suatu kebetulan?
.
Oh ya, bagiku pelayanan mereka cukup baik yang notabene orang timur yang katanya cenderung ramah. Tapi ku merasa lain, pramugari di Malaysia Airlines terasa kurang tulus. Trus, seragam pramugarinya itu modelnya mirip banget dengan seragam Singapore Airlines (SQ). Corak batiknya juga cuma beda dikit.
.
Perbedaan yang paling terasa kalo kita bandingkan dengan pesawat-pesawat dalam negeri yaitu pada saat mendarat. Halus banget, hampir tidak terasa. Begitu juga waktu lepas landas tidak terlalu mendongak ke atas.
.
Just for your info, kode penerbangan yang dipakai Malaysia Airlines adalah MH (untuk IATA) dan MAS (untuk ICAO). Khusus untuk kode MH itu, sekarang Pemerintah Malaysia selaku pemilik Malaysia Airlines lagi gencar-gencarnya beriklan (dari poster-poster yang aku baca di KLIA) bahwa MH itu singkatan dari Malaysian Hospitality. Bisa aja ya ngepas-ngepasin.:)
.
by Sahat Parlindungan Simarmata - www.sahatsimarmata.com
.
Cetak halaman ini (Print this page) ....
itu bukan ngepas ngepasin MH Malaysian Hospitality. itu memang sudah terencana sejak mereka pisah dengan MSA (Malaysia Singapore Airlines).
BalasHapusHai, salam kenal.
BalasHapusSaya, Devi Camelia Lodau, selaku mahasiswi tingkat akhir Fakultas Ilmu Komunikasi Jurusan Public Relations dari The London School of Public Relations Jakarta, ingin mengucapkan terima kasih atas kesediaan Bapak/Ibu untuk mengisi kuesioner ini.
Mohon bantuan teman-teman untuk mengisi kuesioner ini. Hasil kuesioner akan saya pakai untuk menyelesaikan penulisan skripsi.
http://www.surveyrock.com/ts/G5666F
Terima kasih yang sebesar-besarnya atas bantuannya..
Regards,
Devi