Di samping balai kota Brussels (Brussels Town Hall) berdiri bangunan megah yang sangat erat kaitannya dengan sejarah kota Brussel. Maison du Roi, begitu orang Perancis menyebut bangunan bercorak neo-githic ini. Artinya Wisma Raja atau King's House. Sementara orang Belanda memberi nama Broodhuis. Artinya Rumah Roti atau Breadhouse.
.
.
Bangunan ini diawal abad ke 13 berupa rumah kayu yang dipakai para pembuat roti menjual dagangannya. Klo boleh nebak, awalnya bangunan ini pastilah didiami orang Belanda sebagai pembuat roti dan belakangan bangunan ini diambil alih penguasa Brussels waktu itu yang notabene adalah orang Perancis dan menjadikannya sebagai tempat kediaman sementara Raja atau bangsawan-bangsawan utama. Oleh karena itu, orang keturunan Belanda tetap menyebut bangunan itu sebagai Broodhuis dan orang keturunan Perancis akan keukeuh menyebut bangunan itu Maison du Roi.
.
.
Tahun 1405 bangunan itu dibongkar dan digantikan bangunan megah dari batu. Pada abad ke 15, bangunan beralih fungsi karena penjual roti mengubah strategi pemasarannya dengan menjual dari rumah ke rumah alias door to door. Kemudian. Oleh Duke Brabant, pemimpin Brussel kala itu sering dipakai untuk urusan administrasi pemerintahan hingga pada masa rezim Kaisar Charles Quint dilakukan renovasi mengikuti gaya Gothic, khususnya gaya Baroque, begitu megah, serasa berada dalam setting film era Renaissance.
.
.
Banyak kisah sedih tersimpan di sini. Misalnya, ketika Kaisar Philip II yang terkenal represif berkuasa dan salah satu bangunan disitu menjadi saksi Pangeran Edmont dan Hoorne menghabiskan malam terakhirnya sebelum dihukum pancung pada 5 Juni 1568.
.
.
Oh ya di lantai tiga gedung ini ada museum Manneken Pis lho. Kayaknya di sini ada ratusan boneka manneken pis dalam berbagai kostum yang pernah dipakaikan padanya. Boneka-boneka ini diatur dalam rak-rak yang tersusun rapi. Sayang disini gak boleh foto-foto.
.
.
Seperti telah disebutkan, sesuai namanya gedung ini awalnya merupakan tempat tinggal raja, namun setelah raja tidak lagi tinggal disana, gedung ini dijadikan sebagai museum tapistry untuk menyimpan dan memamerkan koleksi tapistry Belgia buatan beberapa abad lampau.
..
.
Bangunan ini diawal abad ke 13 berupa rumah kayu yang dipakai para pembuat roti menjual dagangannya. Klo boleh nebak, awalnya bangunan ini pastilah didiami orang Belanda sebagai pembuat roti dan belakangan bangunan ini diambil alih penguasa Brussels waktu itu yang notabene adalah orang Perancis dan menjadikannya sebagai tempat kediaman sementara Raja atau bangsawan-bangsawan utama. Oleh karena itu, orang keturunan Belanda tetap menyebut bangunan itu sebagai Broodhuis dan orang keturunan Perancis akan keukeuh menyebut bangunan itu Maison du Roi.
.
.
Tahun 1405 bangunan itu dibongkar dan digantikan bangunan megah dari batu. Pada abad ke 15, bangunan beralih fungsi karena penjual roti mengubah strategi pemasarannya dengan menjual dari rumah ke rumah alias door to door. Kemudian. Oleh Duke Brabant, pemimpin Brussel kala itu sering dipakai untuk urusan administrasi pemerintahan hingga pada masa rezim Kaisar Charles Quint dilakukan renovasi mengikuti gaya Gothic, khususnya gaya Baroque, begitu megah, serasa berada dalam setting film era Renaissance.
.
.
Banyak kisah sedih tersimpan di sini. Misalnya, ketika Kaisar Philip II yang terkenal represif berkuasa dan salah satu bangunan disitu menjadi saksi Pangeran Edmont dan Hoorne menghabiskan malam terakhirnya sebelum dihukum pancung pada 5 Juni 1568.
.
.
Oh ya di lantai tiga gedung ini ada museum Manneken Pis lho. Kayaknya di sini ada ratusan boneka manneken pis dalam berbagai kostum yang pernah dipakaikan padanya. Boneka-boneka ini diatur dalam rak-rak yang tersusun rapi. Sayang disini gak boleh foto-foto.
.
.
Seperti telah disebutkan, sesuai namanya gedung ini awalnya merupakan tempat tinggal raja, namun setelah raja tidak lagi tinggal disana, gedung ini dijadikan sebagai museum tapistry untuk menyimpan dan memamerkan koleksi tapistry Belgia buatan beberapa abad lampau.
PhotoSlide of The Maison du Roi - Broodhuis
by Sahat Parlindungan Simarmata - www.sahatsimarmata.com
.
Cetak halaman ini (Print this page) ....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar